Rabu, 29 April 2020

Dasa Darma dan Trisatya Pramuka Indonesia

Mas Sugeng
Dasa Darma dan Trisatya Pramuka adalah dua pegangan wajib yang harus dijunjung tinggi setiap anggota Pramuka. Dalam gerakan Pramuka, Dasa Darma 1 - 10, dipandang sebagai aturan moral, sedangkan Trisatya berisi sumpah atau janji yang selalu dipegang teguh oleh semua anggota Pramuka Indonesia. Keduanya merupakan kode kehormatan, mulai dari tingkat penggalang, penegak, pandega, sampai dengan anggota dewasa. Dalam sejarah Pramuka, dua kode kehormatan inilah yang menuntun setiap anggota pramuka dalam berprilaku. Nah, pada kesempatan ini kita akan mengupas tuntas makna dari kedua kode kehormatan tersebut. Kode kehormatan yang sangat penting bagi setiap anggota pramuka itu.

Dasa Darma Pramuka

Apa itu dasa darma Pramuka? Secara etimologis, dasa darma berasal dari bahasa Sansekerta. Dasa berarti sepuluh dan darma berarti perbuatan baik atau kebajikan. Maka, dasa darma dapat diartikan sebagai sepuluh kabajikan yang menjadi pegangan atau pedoman tingkah laku bagi anggota Pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Dasa darma menjadi hal wajib yang harus dipahami maknanya dan diamalkan lewat tingkah laku. Dasa darma merupakan ketentuan moral atau kode etik yang berisi sepuluh kebajikan yang dapat menjadikan seorang anggota Pramuka selalu menjaga prilakunya dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan.

Berikut ini adalah 10 dasa darma yang ada dalam gerakan Pramuka:

Dasa Darma 1: Takwa Kepada Tuhan yang Maha Esa

Dasa darma yang pertama adalah Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai yang pertama ini menandakan sifat religius dari anggota Pramuka. Bahwa setiap anggota Pramuka itu harus percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Tidak ada tempat di dalam Pramuka bagi mereka yang tidak ber-Tuhan (ateis). Selanjutnya, rasa percaya itu harus dibarengi dengan sikap takwa dengan cara mematuhi segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Diharapkan, dengan sikap itu maka Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam derap langkah tiap anggota Pramuka.

Contoh pelaksanaan dasa darma pertama dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
  • Rajin beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing
  • Ikut aktif dalam menyelenggarakan hari besar keagamaan
  • Menghormati penganut agama lain

Dasa Darma 2: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

Dasa darma yang kedua adalah cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Setiap anggota pramuka harus memiliki kesadaran tentang alam tempat hidupnya. Alam ciptaan Tuhan ini memang diperuntukkan oleh manusia. Namun, bukan berarti manusia berhak semena-mena terhadapnya. Wujud kecintaan pada alam dapat diimplementasikan dalam bentuk perbuatan menjaga alam atau lingkungan sekitar. Dapat dimulai dari hal sederhana, seperti tidak membuang sampah sembarang tempat sebab akan mengotori lingkungan. Selain cinta alam, Pramuka juga harus menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap sesama manusia. Selain sebagai seorang individu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam interaksi itu, sangat dilarang menyakiti sesama, sebab dapat menimbulkan rasa permusuhan. Namun, sebaliknya senantiasa didorong oleh semangat tenggang rasa, tolong-menolong, dan saling menyayangi antar sesama makhluk Tuhan.

Contoh pelaksanaan dasa darma kedua dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
  • Tidak membuang sampah sembarang tempat
  • Aktif dalam program penghijauan hutan
  • Rela menolong orang yang kurang mampu
  • Memberikan bantuan pada orang yang tertimpa bencana

Dasa Darma 3: Patriot yang Sopan dan Kesatria

 Dasa Darma dan Trisatya Pramuka adalah dua pegangan wajib yang harus dijunjung tinggi set Dasa Darma dan Trisatya Pramuka Indonesia

Dasa darma yang ketiga adalah patriot yang sopan dan kesatria. Seorang Pramuka haruslah memiliki sikap patriot dalam kehidupannya. Apa yang dimaksud dengan patriot? Patriot adalah sikap dimana setiap anggota pramuka dituntut untuk memiliki keberanian, semangat pantang menyerah, dan rela berkorban untuk bangsa dan negara. Keberanian yang diwujudkan dalam tindakan yang bisa mendatangkan manfaat bagi bangsa dan negara. Pramuka juga dituntut untuk kuat dan tidak gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan.

Sedangkan, sikap sopan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan dengan sesama. Pramuka harus menjunjung tinggi nilai-nila kesopanan tersebut. Menjadi pribadi yang sopan akan membuat anggota Pramuka jauh dari kesan angkuh atau arogan. Sehingga, setiap anggota Pramuka akan selalu dirindukan kehadirannya ditengah-tengah masyarakat. Sikap sopan ini dapat berupa menghargai yang muda dan menghormati yang tua. Selain sopan, Pramuka juga haris memiliki sikap Kesatria, yaitu sikap memiliki nilai tanggung jawab, menegakkan kebenaran dan keadilan.

Contoh pelaksanaan dasa darma ketiga dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
  • Memahami makna lambang negara, lagu Indonesia Raya, dan bendera merah putih
  • Menjunjung tinggi nilai luhur bangsa, seperti gotong royong, kekeluargaan, religius, dan lain-lain.
  • Mencintai kebudayaan Indonesia.
  • Berani mengakui kesalahan yang telah dilakukan.
  • Menghormati orang tua dan menghargai pemimpin

Dasa Darma 4: Patuh dan Suka Bermusyawarah

Dasa darma yang keempat adalah patuh dan suka bermusyawarah. Dalam pengertian sederhana, patuh adalah setia dan bersedia melaksanakan sesuatu yang menjadi kesepakatan bersama. Kesepakatan itu sebaiknya diambil dengan jalan musyawarah. Dengan musyawarah, pengambilan keputusan akan terhindar dari kesan otoriter dan semau sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang termuat dalam sila keempat Pancasila. Setidaknya, mematuhi darma keempat ini akan membantu negara kita yang sedang merintis jalan menuju demokrasi yang lebih baik. Contoh pengamalan dasa darma keempat dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
  • Mendengarkan nasehat kedua orang tua dan melaksanakannya dengan baik
  • Tidak melanggar tata tertib sekolah
  • Tidak sewenang-wenang dalam mengambil keputusan
  • Mau mendengarkan pendapat orang lain

Dasa Darma 5: Rela Menolong dan Tabah

Dasa darma yang kelima adalah rela menolong dan tabah. Rela adalah keikhlasan untuk melakukan sesuatu tanpa pamrih atau tidak memperhitungkan untung dan rugi. Tolong menolong dengan sesama dilakukan tanpa pamrih yang didasari oleh rasa kemanusiaan. Sedangkan, tabah adalah suatu sikap atau jiwa yang ulet dan tahan uji. Sebesar apapun cobaan yang menerpa, seorang Pramuka harus kuat menghadapi cobaan tersebut. Darma yang kelima ini sesuai dengan sila kelima dari Pancasila. Dalam kehidupan sehari-hari, darma ini dapat dilaksanakan dengan cara:
  • Turut serta dalam menghadapi masalah, baik dirumah maupun dimasyarakat.
  • Memberi tempat duduk kepada orang tua atau wanita yang kebetulan sedang berdiri di tempat umum.
  • Membantu orang tua atau wanita yang hendak menyeberang di jalan ramai.
  • Menolong orang kecelakaan tanpa diminta.

Dasa Darma 6: Rajin, Terampil, dan Gembira

Dasa darma yang keenam adalah rajin, terampil, dan gembira. Siapa cepat, maka dia dapat. Pepatah ini relevan dengan darma kelima dari Pramuka ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat membuat perubahan tatanan masyarakat secara global. Semuanya berproses sangat cepat. Seorang anggota Pramuka harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Pramuka jangan mau ketinggalan kereta menghadapi roda zaman terus berputar. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sedini mungkin menanamkan sikap rajin dan menghindarkan diri dari bermalas-malasan.

Manusia diberkahi anugrah dengan pikiran yang cerdas, tubuh yang sempurna, serta 2 tangan dan kaki. Seorang Pramuka harus mampu memanfaatkan anugrah tersebut agar dapat memberikan daya guna. Melatih diri dengan berbagai keahlian dan keterampilan sebagai bekal diri agar berguna untuk masyarakat. Dengan keterampilan tersebut, maka seorang anggota Pramuka akan mampu mandiri dalam mengarungi kehidupannya. Selain itu, keterampilan tersebut akan berguna juga bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Gembira adalah keadaan dimana jiwa berada dalam perasaan senang. Perasaan riang gembira akan melahirkan sikap positif dan optimis ketika menghadapi berbagai kesulitan, rintangan, dan hambatan. Seorang anggota Pramuka, sebisa mungkin untuk menghadirkan kegembiraan ini dalam setiap kegiatannya. Dalam keadaan gembira, maka pikiran akan menjadi cerah, jiwa menjadi tenang, dan seimbang.

Contoh perbuatan dalam kehidupan sehari-hari yang cocok dengan pengamalan dasa darma keenam adalah:
  • Rajin belajar dan mengerjakan tugas yang diemban.
  • Terampil dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
  • Semua pekerjaan yang akan diselesaikan, harus dilakukan dengan perasaan gembira.

Dasa Darma 7: Hemat, Cermat, dan Bersahaja

Dasa darma yang ketujuh adalah hemat, cermat, dan bersahaja. Hemat adalah menggunakan sesuatu sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan, dan tepat sasaran. Hemat bukan berarti kikir. Sebab, kiri adalah salah satu perbuatan tercela yang dapat diartikan sebagai sengaja menahan/tidak mengeluarkan sesuatu meskipun sesuatu itu sangat diperlukan. Dapat berupa barang, jasa, atau uang. Seorang Pramuka, harus mampu bersikap hemat dalam kehidupannya dan sebisa mungkin menjauhi sifat kikir.

Cermat dapat diartikan sebagai "teliti". Dalam kehidupannya, seorang anggota Pramuka hendaknya berlaku cermat, baik bagi diri sendiri (introspeksi) atau cermat dengan keadaan diluar dirinya (waspada). Untuk dapat melakukan ini, maka anggota Pramuka harus melatih dirinya untuk berpikir jenih, menghitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu. Jika hal ini dipraktekkan dengan baik, maka senantiasa akan terhindar dari kesalahan dan kekeliruan.

Bersahaja artinya "kesederhanaan". Seorang Pramuka dituntut untuk menghindari hidup yang berlebih-lebihan. Jangan sampai, besar pasak dari pada tiang. Semua keinginan harus disesuaikan dengan kemampuan.

Contoh pengamalan dasa darma ketujuh dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
  • Gemar menabung
  • Tidak boros dan jajan seperlunya
  • Bekerja secara terukur, teratur, dan terencana.
  • Tidak teledor dan ceroboh, segala sesuatu dipikirkan secara matang.
  • Memiliki kesadaran diri sebagai suatu pribadi
  • Berpakaian sederhana dan tidak berlebih-lebihan

Dasa Darma 8: Disiplin, Berani, dan Setia

Dasa darma kedelapan adalah disiplin, berani, dan setia. Dalam pengertian umum, disiplin adalah mengikuti dan patuh pada pemimpin dan atau ketentuan/peraturan. Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin adalah mengekang dan mengendalikan diri. Sedangkan, berani adalah sikap mental untuk bersedia mengatasi dan menghadapi suatu tantangan dan masalah. Kemudian, setia adalah teguh pada pendirian atau ketentuan. Jadi, jika ketiga sifat ini dibangun akan melahirkan seorang Pramuka mampu melakukan sesuatu secara benar dan sesuai ketentuan yang berlaku, berani menghadapi tantangan yang menghadang, serta tidak lari dari perjuangan.

Dalam kehidupan sehari-hari, dasa darma kedelapan dapat diwujudkan dengan cara:
  • Mampu mengatur dan mengendalikan diri,
  • Patuh terhadap peraturan yang berlaku,
  • Menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan baik

Dasa Darma 9: Bertanggung Jawab dan Dapat Dipercaya

Dasa darma kesembilan adalah bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Setiap anggota Pramuka hendaknya mampu untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu, baik itu terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Tanggung jawab tersebut harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga seorang anggota Pramuka senantiasa menjadi pribadi yang dapat diandalkan. Seorang pramuka yang senantiasa menanamkan sifat bertanggung jawab pada dirinya, akan melahirkan seorang Pramuka yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Dapat dipercaya, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Contoh pelaksanaan dasa darma kesembilan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
  • Mengerjakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab
  • Menerima setiap konsekuensi dari apa yang telah diperbuat
  • Tidak menghindari pekerjaan dengan mencari-cari alasan
  • Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain
  • Amanah dan menetapi janji

Dasa Darma 10: Suci dalam Pikiran, Perkataan, dan Perbuatan

Dasa darma kesepuluh adalah suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Suci dalam pikiran memiliki arti bahwa Pramuka itu harus dapat melihat dan memikirkan hal-hal yang baik dan mengandung hikmah. Hendaknya membuang jauh-jauh segala pikiran kotor atau merusak. Pikiran yang sehat akan tercermin dari cara bertutur kata. Pramuka yang sehat pikirannya senantiasa berbicara yang sopan dan santun terhadap siapa saja. Pikiran dan perkataan yang baik akan melahirkan perbuatan yang baik pula. Sehingga, lengkaplah sudah jiwa seorang Pramuka yang suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Contoh pengamalan dasa darma kesepuluh dalam kehidupan sehari-hari adalah:
  • Selalu berprasangka yang baik terhadap sesuatu
  • Dapat menghargai pikiran dan pendapat orang lain
  • Menjaga lidah, berkata sopan, dan tidak menyakiti orang lain
  • Tidak berbuat sesuatu yang dapat merugikan orang lain.

Trisatya Pramuka

Trisatya adalah tiga janji seorang Anggota Pramuka. Trisatya itu sendiri terdiri dari dua macam, yaitu Trisatya untuk Pramuka penggalang dan Trisatya untuk pramuka penegak, pandega, dan anggota dewasa. Kedua Trisatya tersebut hampir sama, hanya terdapat sedikit perbedaan dalam hal redaksi. Berikut ini adalah dua Trisatya tersebut:

Trisatya Pramuka Penggalang

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
  1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
  2. Menolong sesama manusia dan mempersiapkan membangun masyarakat.
  3. Menepati Dasa Darma

Trisatya Pramuka Penegak, Pandega, dan Pramuka Dewasa

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
  1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila
  2. Menolong sesama manusia dan ikut serta dalam membangun masyarakat
  3. Menepati Dasa Darma
Bagaimana? Bisa Anda lihat letak perbedaannya? Yah, perbedaannya ada pada poin kedua, yaitu kata "mempersiapkan diri" dan "ikut serta".