Rabu, 19 Agustus 2020

Komponen Pengapian Direct Ignition System (DIS)

Direct ignition system adalah sistem pengapian langsung yang banyak diterapkan pada mobil-mobil masa kini. Direct ignition system ini merupakan sistem pengapian langsung ke ruang bakar yang tidak lagi menggunakan distributor.

Direct ignition system ini juga mirip dengan sistem DLI atau Distributor-less Ignition system (sistem pengapian tanpa distributor) namun jauh lebih baik karena integrasi yang dikembangkan antara Igniter dan ignition coilnya.

Ya, pada Direct ignition system ini igniton coil dan igniter modul dibuat menjadi satu dan hanya melayani satu slinder mesin saja sehingga lebih akurat dalam menentukan waktu pengapian yang dibutuhkan agar tenaga mesin lebih optimal.

Prinsip kerja yang digunakan pada pengapian tipe direct ignition sistem ini pada dasarnya menyerupai prinsip kerja sistem pengapian konvensional namun memiliki cara yang berbeda untuk menghasilkan percikan bunga api di busi (Ignition Spark)

Direct ignition system adalah sistem pengapian langsung yang banyak diterapkan pada mobil Komponen Pengapian Direct Ignition System (DIS)

Jika pada sistem pengapian konvensional, pemutusan arus dilakukan oleh contact point (platina) pada sudut tertentu, maka pada sistem pengapian direct ignition system ini , pemutusan arus dilakukan oleh igniter modul yang ditanam dan dijadikan satu dalam ignition coil (coil) atas perintah Engine Control Unit berdasarkan data dari beberapa sensor.

Nah, pada artikel kali ini , ombro akan menginformasikan apa saja komponen-komponen yang ada pada sistem pengapian Direct Ignition System ini


1. Sensor Sistem pengapian (Igniton System Sensor)


Untuk membaca pergerakan posisi piston dan posisi valve guna menentukan timing (waktu) pengapian, direct ignition system ini mengambil data dan masukan dari beberapa sensor yang digunakan untuk sistem pengapian. Berikut adalah macam-macam sensor pengapian yang digunakan pada direct ignition system

A. Camshaft Position Sensor (CMP)

Camshaft position sensor (CMP) ini berfungsi untuk mengetahui derajat dan sudut putaran poros camshaft yang digunakan untuk mendeteksi sudut buka dan tutup setiap valve pada masing-masing silinder mesin.

Posisi Sensor CMP ini umumnya dipasang pada ujung belakang poros camshaft dekat dengan posisi silinder no 4 mesin.

B. Crankshaft Position Sensor (CKP)

Crankshaft Position Sensor (CKP) ini berfungsi untuk mengetahu derajat dan sudut putaran poros crankshaft yang digunakan untuk mendeteksi posisi piston pada masing-masing silinder.
Letak dan posisi sensor CKP ini umumnya bisa kita temui pada bagian depan mesin tepatnya dibawah dekat dengan poros crankshaft.

Pada beberapa tipe mobil, sensor CKP ini ada yang tertutup oleh cover timing belt dekat dengan sprocket crankshaft.

C. Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP)

Manifold Absolute Pressure Sensor (MAP) berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara pada intake manifold. Nilai data yang dihasilkan oleh MAP ini akan digunakan untuk mengkoreksi jumlah campuran bahan bakar yang dibutuhkan.

Letak MAP pada mesin umumnya dipasang di dekat Intake manifold. Ada yang menggunakan selang tambahan, ada yang dipasang langsung di intake manifoldnya itu sendiri.

D. Intake Air Temperature Sensor (IAT)

Intake Air Temperature Sensor (IAT) berfungsi untuk mengukur temperatur dan suhu udara yang masuk kedalam intake manifold. Sensor IAT ini umumnya dipasang dekat dengan saringan udara (air cleaner).

E. Engine Coolant Temperature Sensor (ECT)

Engine Coolant Temperature Sensor (ECT) berfungsi untuk mengukur temperatur suhu air pendingin (coolant) yang ada didalam blok mesin. Letak sensor ECT ini umumnya dipasang di cylinder head tepat pada saluran sistem air pendingin mesin.

F. Throttle Position Sensor (TP)

Throttle Position Sensor (TP) berfungsi untuk mengukur derajat bukaan throttle valve (Katup Throttle) yang ada di dalam throttle body. Letak throttle position sensor ini umumnya dipasang pada throttle body dekat dengan shaft throttle valve.

Sensor-sensor diatas ini tidak hanya digunakan pada sistem pengapian saja, namun juga digunakan pada sistem manajemen mesin lainnya seperti untuk pengontrolan idling, injeksi dan lain-lain.

Meskipun begitu, untuk sistem pengapian direct ignition sistem ini ummnya menggunakan data dari ke enam sensor diatas yaitu CMP, CKP, MAP, IAT, ECT, dan TP sensor.

Berikut contoh diagram dari direct ignition system

Direct ignition system adalah sistem pengapian langsung yang banyak diterapkan pada mobil Komponen Pengapian Direct Ignition System (DIS)


2. Ignition Coil (Koil) + Igniter modul


Komponen Pengapian Direct Ignition System (DIS) selanjutnya adalah Ignition coil (koil) yang di dalamnya sudah tertanam igniter modul. Ignition coil ini berfungsi untuk menciptakan listrik bertegangan tinggi yang akan menghasilkan percikan bunga api saat melewati busi (spark plug).

Sedangkan igniter modul yang ditanam di dalam ignition coil ini berfungsi untuk mengatur putus sambungnya arus listrik dari ECU pada primary coil supaya secondary coil bisa menghasilkan induksi listrik tegangan tinggi.

Ignition coil untuk sistem direct ignition system ini ada yang menggunakan single spark coil (coil on plug) dan ada pula yang menggunakan Double spark coil. Single spark coil ini berarti satu coil untuk satu busi, sedangkan double spark coil berarti satu coil untuk dua busi. Baca : Macam-macam igniton coil mobil.

Khusus untuk double spark coil umumnya menggunakan tambahan kabel busi untuk melayani silinder mesin lainnya seperti contohnya Koil 1 untuk silinder 1 dan 4, sedangkan koil 2 untuk silinder 2 dan 3.


3. Busi (Spark plug)


Busi (Spark plug) pada komponen pengapian sistem Direct ignition system ini berfungsi untuk menciptakan percikan api yang ditimbulkan dari loncatan listrik bertegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil.

Busi akan mengkonversi tegangan listrik dari secondary coil menjadi lompatan bunga api sehingga dapat digunakan sebagai percikan api yang akan membakar campuran udara dan bahan bakar dalam silinder mesin. Baca : Fungsi dan cara kerja busi.


4. Engine Control Unit (ECU)


Engine Control Unit (ECU) pada sistem pengapian pengapian sistem Direct ignition system ini berfungsi untuk mengatur waktu kapan dan silinder mana busi harus memercikan api. Pengaturan ini ditentukan berdasarkan pembacaan data yang diterima dari sensor-sensor sistem pengapian yang sudah dijelaskan pada poin nomer satu diatas.

Artinya, ECU akan mengolah data dari mesin tentang berapa sudut crankshaft dan camshaft, suhu air dan udara, serta berapa kecepatan mesin secara aktual untuk kemudian diolah guna menentukan waktu pengapian (ignition timing), posisi silinder serta koreksi jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke injektor.

Selain sistem pengapian, ECU juga merangkap kontrol beberapa sistem lainnya seperti idle speed control, Injection control, fuel pump, EGR, dan lain-lain.

Artikel ini diarsipkan pada kategori : Teori-Otomotif