Sistem Gotong royong merupakan suatu manifestasi solidaritas yang telah membudaya dalam masyarakat pedesaan, hal ini terbukti jelas dari munculnya sistem ini secara spontan di lingkungan baru seperti di daerah transmigrasi.
Dalam kondisi pemukiman baru di mana jumlah tenaga masih terbatas, sedangkan tanah luas yang perlu dikerjakan, hal ini membuat timbul kelompok- kelompok yang dinamakan regu yang beranggotakan belasan orang. Para anggotanya saling membantu, dan untuk tenaga yang dikeluarkan diganti dengan imbalan.
Istilah yang berlaku di daerah itu ialah sambatan, dan ada beberapa jenis sambatan yakni sebagai berikut.
- Dalam pembangunan desa dikerahkan hampir seluruh penduduk, misal, untuk membangun pasar, jalan, dan lain sabagainya. Umumnya tidak disediakan jaminan atau pengantian apa-apa. Hanya saja yang sedang ada kematian/kelahiran dilingkungan keluarga dapat dibebaskan dari kewajiban ini.
- Sambatan mendirikan rumah umumnya mengerahkan belasan orang, dan yang mendirikan rumah menjamin makan dan minum. Banyaknya orang yang dikerahkan sebenarnya tergantung dari fase pembangunan, seperti mengangkut bahan biasanya dilakukan beramai-ramai oleh 20-an orang. Namun hal tersebut hanya cukup untuk satu atau setengah hari saja. Umumnya yang telibat hanya terbatas pada tetangga/ saudara-saudaranya. Untuk tenaga yang dipekerjakan ialah tukan kayu yang mendapat upah.
- Sambatan dalam bidang pertanian, seperti mengolah tanah dan membuka hutan, untuk waktu yang diperlukan tidak ditentukan. Tenaga yang diperlukan saat-saat permulaan dan apabila pekerjaan dilakukan sendiri oleh yang berkepentingan, maka sambatan akan dihentikan. Sudah menjadi hal yang lazim jika tidak ada jaminan, masing-masing membawa bekal sendiri. Untuk sambatan yang berlangsung 2 atau 3 hari yang menyambat harus menyediakan jaminan. Pekerjaan sambatan umumnya dilakukan setengah hari saja, tetapi ada juga yang dilakukan seharian penuh.
Dengan adanya sistem gotong royong yang disebut neba, yang berarti mengerjakan tanah secara bergantian diantara 3 orang yang telah akrab hubungannya. Tanah orang yang pertama dikerjakan satu pagi, habis makan siang kepunyaan yang kedua, keesokan hari untuk satu pagi kepunyaan yang ketiga lalu kembali kepada yang kepunyaan yang pertama dan begitu seterusnya.
Ada juga dalam pengerjaan pengolahan tanah dilakukan secara arisan, di kalangan regu setiap anggota dapat meminta bantuan tenaga seluruh kalangan regu untuk mengerjakan tanahnya, biasanya cukup selama setengah hari dengan membayar upah kepada semua yang membantu. Perlu diketahui bahwa uang tidak diterima oleh para anggota regu yang menyumbangkan tenaganya, namun dimasukan kas regu yang kemudian dapat digunakan untuk membeli barang bagi keperluan bersama/untuk dipinjamkan. Di samping itu untuk orang yang bukan anggota regu juga dapat meminta bantuan tenaga anggota regu dengan membayar upah. Dan hal itu disebut “perayaan” dan untuk tanah yang dikerjakan sering dikatakan sedang “ dirayakan”.
Demikianlah ulasan tentang” Sambatan” yang pada kesempatan ini dapat disampaikan, untuk kurang lebihnya mohon maaf, semoga bermanfaat! Terima kasih sudah berkunjung ataupun membaca! Semoga anda sukses! cukup sekian dan sampai jumpa!